DESAIN DAN STRUKTUR ORGANISASI
- - DEFINISI
STRUKTUR ORGANISASI
Robbins (2007) mendefinisikan
struktur organisasi sebagai penentuan bagaimana pekerjaan dibagi, dibagi, dan
dikelompokkan secara formal. Sedangkan organisasi merupakan unit sosial yang dikoordinasikan
secara sadar, terdiri dari dua orang atau lebih, dan berfungsi dalam suatu
dasar yang relatif terus-menerus guna mencapai serangkaian tujuan bersama.
Dalam konteks desain organisasi,
Ivancevich (2008) mendefinisikannya sebagai proses penentuan keputusan untuk
memilih alternatif kerangka kerja jabatan, proyek pekerjaan, dan departemen.
Dengan demikian, keputusan atau tindakan-tindakan yang dipilih ini akan
menghasilkan sebuah struktur organisasi.
Ada enam elemen yang perlu diperhatikan oleh para manajer
ketiak akan mendesain struktur organisasi. Ke-enam elemen tersebut meliputi :
- Spesialisasi Pekerjaan adalah sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi dibagi-bagi ke dalam beberapa pekerjaan tersendiri
- Departementalisasi adalah dasar yang dipakai untuk mengelompokkan pekerjaan secara bersama-sama
- Rantai komando adalah garis wewenang yang tanpa putus yang membentang dari puncak organisasi ke unit terbawah dan menjelaskan siapa yang bertanggung jawab kepada siapa. Wewenang sendiri merupakan hak yang melekat dalam sebuah posisi manajerial untuk memberikan perintah dan untuk berharap bahwa perintahnya tersebut dipatuhi
- Rentang Kendali adalah jumlah bawahan yang dapat diarahkan oleh seorang manajer secara efisien dan efektif
- Sentralisasi – Desentralisasi. Sentralisasi adalah sejauh mana tingkat pengambilan keputusan terkonsentrasi pada satu titik di dalam organisasi
- Formalisasi adalah sejauh mana pekerjaan pekerjaan di dalam organisasi dilakukan.
- DESAIN
ORGANISASI YANG UMUM
1 . Struktur
Sederhana (simple structure)
Struktur
sederhana adalah sebuah struktur yang dicirikan dengan kadar departementalisasi
yang rendah, rentang kendali yang luas, wewenang yang terpusat pada seseorang
saja, dan sedikit formalisasi. Struktur sederhana paling banyak digunakan oleh
usaha-usaha kecil di mana manajer dan pemilik adalah sama. Kekuatan utama dari
struktur sederhana ini terletak pada kesederhanaanya. Cepat, fleksibel, tidak
mahal untuk dikelola, dan akuntabilitasnya jelas. Sedangkan kelemahannya adalah
tidak bisa diterapkan pada organisasi yang besar.
2 . Struktur Birokrasi
Struktur
birokrasi adalah sebuah struktur dengan tugas-tugas birokrasi yang sangat rutin
yang dicapai melalui spesialisasi, aturan dan ketentuan yang sangat formal,
tugas-tugas yang dikelompokkan ke dalam berbagai departemen fungsional,
wewenang terpusat, rentang kendali sempit, dan pengambilan keputusan mengikuti
rantai komando. Kekuatan utama birokrasi adalah terletak pada kemampuannya
menjalankan kegiatan-kegiatan yang terstandar secara efisien. Sedangkan
kelemahan struktur birokrasi adalah berlebihan dalam mengikuti aturan, tidak
ada ruang untuk modifikasi, kurang inovatif dan birokrasi hanya efisien
sepanjang karyawan menghadai masalah-masalah yang sebelumnya sudah diatur
dengan jelas cara penyelesaiannya.
3 . Struktur
Matrik
Struktur matrik adalah sebuah
struktur uang menciptakan garis wewenang ganda dan menggabungkan
departementalisasi fungsional dan produk. Struktur ini dapat ditemukan pada
agen-agen periklanan, perusahaan pesawat terbang, labolatorium penelitian,
rumah sakit, lembaga-lembaga pemerintah, dll. Kekuatan departementalisasi
fungsional terletak misalnya pada penyatuan para spesialis, yang meminimalkan
jumlah yang diperlukan sembari memungkinkan pengumpulan dan pembagian
sumber-sumber daya khusus untuk seluruh produksi. Sedangkan kelemahannya adalah
sulit mengkoordinasi tugas para spesialis fungsional yang beragam agar kegiatan
mereka selesai tepat waktu dan tepat anggaran.
Macam - macam Desain Organisasi :
- Desain
Organisasi Tradisional
1 - Struktur yang simpel :
departemensialisasi rendah
2 - Struktur yang fungsional : pembagian
departemen berdasarkan fungsi
3 - Struktur yang divisional : terdiri
dari beberapa divisi dengan terbatasnya otonomi dibawah koordinasi dan kontrol
dari bagian atas perusahaan
-
Desain
Organisasi Kontemporer
1 - Tim Terstruktur : terdiri dari
beberapa grup kerja dengan memberi wewenang kepada karyawan untuk memanajemen
diri sendiri
2 - Matriks dan Struktur Proyek : Para
spesialis ditugaskan untuk mengerjakan proyek yang dipimpin oleh seorang
project managers : Matrix and Project Participants mempunyai dua managers dan
karyawan terus berkerja pada proyek, dan akan pindah setelah proyeknya selesai
3 -Organisasi tanpa batas-batas
organisasi yang jelas : desain organisasi yang fleksibel dan tidak terstruktur
yang cenderung untuk tidak terdapat penghalang antara organisasi dengan para
pelanggan dan supplier
4 - Menghapus penghalang (horizontal)
5 -Menghapuskan batas-batas external,
mendekat ke stakeholder
Organisasi yang baik adalah organisasi yang bisa belajar,
dan organisasi yang belajar adalah sebuah organisasi yang mengembangkan
kapasitasnya dengan mempelajari, beradaptasi, dan berubah melalui latihan
pengetahuan memanajemen oleh karyawan
A.
Dimensi Struktur
Organisasi
Empat desain keputusan (pembagian kerja, pendelegasian
kewenangan, pembagian departemen, dan rentang kendali) menghasilkan struktur
organisasi, Para peneliti dan praktisi manajemen berusaha untuk mengembangan
pemahaman mengenai hubungan antar struktur dan kinerja, sikap, keefektifan, dan
variabel lainnya. Secara umum, gambaran mengenai struktur meliputi formalisasi,
sentralisasi, dan kerumitan.
1.Formalisasi
Formalisasi mengacu derajat dimana segala harapan mengenai cara dan tujuan pekerjaan dirumuskan, ditulis dan diberlakukan. Suatu organisasi yang sangat formal, akan memuat prosedur dan aturan yang ketat dalam setiap kegiatan / pekerjaan di dalam organisasi. Dengan demikian, semakin formal suatu organisasi, maka semakin ketat pula aturan dan prosedur kerja. Formalisasi merupakan hasil dari spesialisasi kerja yang tinggi, pendelegasian kewenangan yang tinggi, pembagian departemen berdasarkan fungsi, dan luasnya rentang kendali.
Formalisasi mengacu derajat dimana segala harapan mengenai cara dan tujuan pekerjaan dirumuskan, ditulis dan diberlakukan. Suatu organisasi yang sangat formal, akan memuat prosedur dan aturan yang ketat dalam setiap kegiatan / pekerjaan di dalam organisasi. Dengan demikian, semakin formal suatu organisasi, maka semakin ketat pula aturan dan prosedur kerja. Formalisasi merupakan hasil dari spesialisasi kerja yang tinggi, pendelegasian kewenangan yang tinggi, pembagian departemen berdasarkan fungsi, dan luasnya rentang kendali.
2.Sentralisasi
Sentralisasi merupakan dimensi struktur organisasi yang mengacu pada derajat dimana kewenangan untuk mengambil keputusan dikuasai oleh manajemen puncak. Hubungan sentralisasi dengan empat desain keputusan adalah sebagai berikut : Semakin tinggi spesialisasi kerja, semakin besar sentralisasi, Semakin sedikit kewenangan yang didelegasikan, semakin besar sentralisasi, Semakin besar penggunaan departemen berdasarkan fungsi, semakin besar sentralisasi, Semakin luas rentang kendali, semakin besar sentralisasi.
Sentralisasi merupakan dimensi struktur organisasi yang mengacu pada derajat dimana kewenangan untuk mengambil keputusan dikuasai oleh manajemen puncak. Hubungan sentralisasi dengan empat desain keputusan adalah sebagai berikut : Semakin tinggi spesialisasi kerja, semakin besar sentralisasi, Semakin sedikit kewenangan yang didelegasikan, semakin besar sentralisasi, Semakin besar penggunaan departemen berdasarkan fungsi, semakin besar sentralisasi, Semakin luas rentang kendali, semakin besar sentralisasi.
3.Kerumitan
Kerumitan (complexity) adalah suatu struktur organisasi yang mengacu pada jumlah pekerjaan atau unit yang berbeda dalam organisasi.
Kerumitan (complexity) adalah suatu struktur organisasi yang mengacu pada jumlah pekerjaan atau unit yang berbeda dalam organisasi.
B.
Departementalisasi
( fungsi, divisi dll
Departementalisasi adalah proses penentuan cara bagaimana
kegiatan yang dikelompokkan. Beberapa bentuk departementalisasi sebagai berikut :
- Fungsi
- Produk atau jasa
- Wilayah
- Langganan
- Proses atau peralatan
- Waktu
- Pelayanan
- Alpa-numeral
- Proyek atau matriks
Departementalisasi fungsional
mengelompokkan fungsi – fungsi yang sama atau kegiatan –kegiatan sejenis untuk
membentuk suatu satuan organisasi. Organisasi fungsional ini barangkali
merupakan bentuk yang paling umum dan bentuk dasar departementalisasi. Kebaikan utama pendekatan fungsional adalah
bahwa pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi-fungsi utama,
menciptakan efisiensi melalui spesialisasi, memusatkan keahlian organisasi dan
memungkinkan pegawai manajemen kepuncak lebih ketat terhadap fungsi-fungsi.
Pendekatan fungsional mempunyai
berbagi kelemahan. struktur fungsional dapat menciptakan konflik antar
fungsi-fungsi, menyebabkan kemacetan-kemacetan pelaksanaan tugas yang berurutan
pada kepentingan tugas-tugasnya, dan menyebabkan para anggota berpandangan
lebih sempit serta kurang inofatif.
Departementalisasi Divisional :Organisasi Divisional dapat mengikuti pembagian divisi-divisi atas dasar produk, wilayah (geografis), langganan, dan proses atau peralatan. Struktur organisasi divisional atas dasar produk. setiap departemen bertanggung jawab atas suatu produk atau sekumpulan produk yang berhubungan (garis produk).
Departementalisasi Divisional :Organisasi Divisional dapat mengikuti pembagian divisi-divisi atas dasar produk, wilayah (geografis), langganan, dan proses atau peralatan. Struktur organisasi divisional atas dasar produk. setiap departemen bertanggung jawab atas suatu produk atau sekumpulan produk yang berhubungan (garis produk).
Divisionalisasi produk adalah pola
logika yang dapat diikuti bila jenis-jenis produk mempunyai teknologi
pemrosesan dan metode-metode pemasaran yang sangat berbeda satu dengan yang
lain dalam organisasi. Sturktur organisasi divisional atas dasar wilayah.
Departementalisasi wilayah , kadang-kadang juga disebut depertementalisasi
daerah, regional atau geografis , adalah pengelompokkan kegiatan-kegiatan
menurut tempat dimana operasi berlokasi atau dimana satuan-satuan organisasi
menjalankan usahanya.
Departementalisasi sendiri dibagi atas beberapa macam yaitu
:
- Departementalisasi berdasarkan
pelanggan, maksudnya perusahaan akan melakukan pembagian penjualan produk ke
pelanggan,biasanya ada yang bagian produk laki-laki ataupun perempuan atau tua
dan muda. Contohnya adalah pembagian penjualan produk Rexona ada pembagian
untuk produk remaja, laki-laki, perempuan ataupun yang xtra berkeringat. Dengan
dilakukannya pembagian ini penjualan akan lebih tepat sasaran dan efisien.
- Departementalisasi berdasarkan
produk, maksudnya perusahaan akan mengelompokan departemen sesuai dengan
kelompok produk yang dihasilkan misalkannya pembagian departeman barang untuk
mengurusi produksi produk berupa barang dan departemen jasa untuk menangani
produk yang berupa jasa
- Departementalisasi berdasarkan proses,
maksudnya pembagian departemen berdasrkan proses pengkerjaannya, misalnya pada
perusahaan meubel dibagi atas divisi untuk pengolahan kayu mentah, divisi
pembuatan kursi atau meubel kemudian divisi pengecatan.
- Departementalisasi berdasarkan
geografis, maksudnya pembagian departeman berdasarkan lokasi penjualan produk
misalnya departemen yang mengawasi di jawa dan Bali, di Kalimantan maupun di
Sumatera.
- Departementalisasi berdasarkan
fungsi, maksudnya pembagian departemen berdasarkan aktifitas perusahaan dalam
menjalankan bisnisnya, misalnya departemen produksi, departemen penjualan,
departemen pemasaran dan lain-lain
Setelah melakukan pembagian tugas, maka yang harus dilakukan adalah menetapkan hierarki pengambilan keputusan. Bagaimana dalam perusahaan perusahaan yang besar diperlukan cara penentuan pengambilaan keputusan karena tidak mungkin seorang presiden direktur melakukan pengambilan keputusan pada suatu masalah di cabang daerah. Oleh sebab itu maka dibentuklah tingkatan-tingkatan pada organisasi yang mana di tiap tingkatan tersebut terdapat seorang manajer yang dapat memberikan keputusan dan dapat bertanggung jawab kepada pemimpin di atasnya. Sehingga para menajer tersebut memiliki kewenagan untuk melakukan tugas atau misi yang direncanakan oleh organisasi atau perusahaan namun manajer tersebut juga boleh melakukan inovasi-inovasi agar divisi dipimpinnya dapat berkembang dengan syarat harus sesuia dengan misi perusahaan, misalnya BNI 46 mempunyai bebarapa manajer yang mengawasi divisinya. Ada yang mengurusi cabang provinsi maupun cabang-cabang pada kota maupun kabupaten setiap manajer di kota tersebut memiliki kekuasaan untuk memutuskan apabila ada masalah dalam cabang tersebut namun apabila masalah tersebut terlalu besar (berdasarkan survey yang saya lakukan waktu semester lalu) dapat dilaporkan ke pusat misalnya adalah peminjaman uang yang terlalu besar. Maka manajer cabang akan menghubungi kantor cabang provinsi atau pusat terlebih dahulu. Selain itu untuk melakukan pengorganisasian yang baik diperlukan komunikasi yang baik antar kantor cabang di adakan rapat antar kantor cabang yang membicarakan masalah-masalah yang ada pada tiap divisi maupun pada kantor cabang selain itu pada rapat ini sebagai tempat untuk memberiakan pengarahan ataupun misi kepada para manajer pimpinan cabang maupun divisi untuk dapat mengembangkan divisi atau cabangnya.
Setelah melakukan pembagian tugas, maka yang harus dilakukan adalah menetapkan hierarki pengambilan keputusan. Bagaimana dalam perusahaan perusahaan yang besar diperlukan cara penentuan pengambilaan keputusan karena tidak mungkin seorang presiden direktur melakukan pengambilan keputusan pada suatu masalah di cabang daerah. Oleh sebab itu maka dibentuklah tingkatan-tingkatan pada organisasi yang mana di tiap tingkatan tersebut terdapat seorang manajer yang dapat memberikan keputusan dan dapat bertanggung jawab kepada pemimpin di atasnya. Sehingga para menajer tersebut memiliki kewenagan untuk melakukan tugas atau misi yang direncanakan oleh organisasi atau perusahaan namun manajer tersebut juga boleh melakukan inovasi-inovasi agar divisi dipimpinnya dapat berkembang dengan syarat harus sesuia dengan misi perusahaan, misalnya BNI 46 mempunyai bebarapa manajer yang mengawasi divisinya. Ada yang mengurusi cabang provinsi maupun cabang-cabang pada kota maupun kabupaten setiap manajer di kota tersebut memiliki kekuasaan untuk memutuskan apabila ada masalah dalam cabang tersebut namun apabila masalah tersebut terlalu besar (berdasarkan survey yang saya lakukan waktu semester lalu) dapat dilaporkan ke pusat misalnya adalah peminjaman uang yang terlalu besar. Maka manajer cabang akan menghubungi kantor cabang provinsi atau pusat terlebih dahulu. Selain itu untuk melakukan pengorganisasian yang baik diperlukan komunikasi yang baik antar kantor cabang di adakan rapat antar kantor cabang yang membicarakan masalah-masalah yang ada pada tiap divisi maupun pada kantor cabang selain itu pada rapat ini sebagai tempat untuk memberiakan pengarahan ataupun misi kepada para manajer pimpinan cabang maupun divisi untuk dapat mengembangkan divisi atau cabangnya.
C.
Model-model Desain
Organisasi
Pada penerapannya, model desain orgranisasi terdiri dari 2
model, yaitu Desain Oganisasi Mekanistik dan Desain Organisasi Organik.
- Desain Organisasi Mekanistik. Proses
kepemimpinan tidak mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan. Proses
motivasi hanya menyadap motif fisik, rasa, aman, dan ekonomik melalui perasaan
takut dan sanksi. Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga
informasi mengalir ke bawah dan cenderung terganggu tidak akurat. Proses
interaksi bersifat tertutup dan terbatas, hanya sedikit pengaruh bawahan atas tujuan
dan metode departemental. Proses pengambilan keputusan hanya di tingkat atas,
keputusan Relatif. Proses penyusun tujuan dilakukan di tingat puncak original,
tanpa mendorong adanya partisipasi kelompok.
Proses kendali dipusatkan dan menekankan upaya memperhalus kesalahan.
Proses kendali dipusatkan dan menekankan upaya memperhalus kesalahan.
- Desain Orgranisasi Organik. Proses
kepemimpinan mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan antara atasan
dan bawahan dalam segala persoalan.
Proses motivasi berusaha menimbulkan motivasi melalui metode Partisipasi.
Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir secara bebas keseluruh orgranisasi yaitu ke atas ke bawah dan kesamping.
Proses interaksi bersifat terbuka dan ekstensif, bai atasan ataupun bawahan dapat mempengaruhi tujuan dan metode partemental. Proses pengambilan keputusan dilaksanakan di semua tingkatan melalui proses kelompok.
Proses penyusunan tujuan mendorong timbulnya partisipasi kelompok untuk menetapkan sasaran yang tinggi dan realistis. Proses kendali menyeber ke seluruh orgranisasi dan menekan pemecahan masalah dan pengendalian diri.
Proses motivasi berusaha menimbulkan motivasi melalui metode Partisipasi.
Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir secara bebas keseluruh orgranisasi yaitu ke atas ke bawah dan kesamping.
Proses interaksi bersifat terbuka dan ekstensif, bai atasan ataupun bawahan dapat mempengaruhi tujuan dan metode partemental. Proses pengambilan keputusan dilaksanakan di semua tingkatan melalui proses kelompok.
Proses penyusunan tujuan mendorong timbulnya partisipasi kelompok untuk menetapkan sasaran yang tinggi dan realistis. Proses kendali menyeber ke seluruh orgranisasi dan menekan pemecahan masalah dan pengendalian diri.
Desain organisasi yang efektif tidak
dapat berpedoman pada teori sebagai satu cara terbaik melainkan manajer harus
menerima sudut pandang bahwa desain mekanistik atau desain organik lebih
efektif bagi organisasi atau sub-sub untit di dalamnya.
TUGAS
Struktur Organisasi PT. PINDAD
(PERSERO)
- Analisis tipe struktur :
Pada PT. PINDAD
(PERSERO) perusahaan tersebut menggunakan tipe struktur organisasi bertipe
vertikal dimana yang mempunyai jabatan paling atas adalah direktur utama. Dalam
bentuk ini, sistem organisasi pimpinan sampai organisasi atau pejabat yang
lebih rendah digariskan dari atas ke bawah secara vertikal.
- Tipe
departementalisasi :
PT. PINDAD (PERSERO) menggunakan tipe
departemenalisasi berdasarkan fungsi, karena pembagian departemen berdasarkan aktifitas perusahaan dalam
menjalankan bisnisnya.
Setelah melakukan pembagian tugas, maka yang harus dilakukan adalah menetapkan hierarki pengambilan keputusan. Bagaimana dalam perusahaan perusahaan yang besar diperlukan cara penentuan pengambilaan keputusan karena tidak mungkin seorang presiden direktur melakukan pengambilan keputusan pada suatu masalah di cabang daerah. Oleh sebab itu maka dibentuklah tingkatan-tingkatan pada organisasi yang mana di tiap tingkatan tersebut terdapat seorang direktur yang dapat memberikan keputusan dan dapat bertanggung jawab kepada pemimpin di atasnya. Sehingga para direktur tersebut memiliki kewenangan untuk melakukan tugas atau misi yang direncanakan oleh organisasi atau perusahaan.
Setelah melakukan pembagian tugas, maka yang harus dilakukan adalah menetapkan hierarki pengambilan keputusan. Bagaimana dalam perusahaan perusahaan yang besar diperlukan cara penentuan pengambilaan keputusan karena tidak mungkin seorang presiden direktur melakukan pengambilan keputusan pada suatu masalah di cabang daerah. Oleh sebab itu maka dibentuklah tingkatan-tingkatan pada organisasi yang mana di tiap tingkatan tersebut terdapat seorang direktur yang dapat memberikan keputusan dan dapat bertanggung jawab kepada pemimpin di atasnya. Sehingga para direktur tersebut memiliki kewenangan untuk melakukan tugas atau misi yang direncanakan oleh organisasi atau perusahaan.
Referensi :
- https://duniatugasasri.wordpress.com/2013/06/11/dimensi-struktur-organisasi/
- http://pisses-blogku.blogspot.co.id/2010/12/departementalisasi-dan-perorganisasian.html
- https://teorionline.wordpress.com/2010/02/07/teori-struktur-organisasi/#more-182
Jumat, Januari 08, 2016 |
Category:
Desain dan Struktur Organisasi,
Softskill,
TOU,
Tugas
|
0
komentar
Comments (0)