10. PENALARAN
        Penalaran adalah sebuah pemikiran untuk dapat menghasilkan suatu kesimpulan.Ketika seseorang sedang menalarkan sesuatu, maka seseorang tersebut akan mendapatkan sebuah pemikiran dimana pemikiran tersebut adalah suatu kesimpulan masalah yang sedang dihadapi. Contoh saja kalau kita sedang berkendara dan terjebak diderasnya hujan, apakah yang akan kita lakukan ? disitulah nalar kita bekerja. Mencari sebuah solusi agar kita bisa terhindar dari derasnya hujan dengan cara memikirkan sesuatu yang bisa dipakai untuk berteduh. Ciri-ciri penalaran :
        1. Adanya suatu pola berpikir yang secara luas disebut logika.
        2. Sifat analitik dari proses berfikir. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu.

        10.1. Ketidakpastian
        Ketidakpastian dapat dianggap sebagai suatu kekurangan informasi yang memadai untuk membuat suatu keputusan. Ketidakpastian merupakan suatu permasalahan karena mungkin menghalangi kita dalam membuat suatu keputusan yang terbaik bahkan mungkin dapat menghasilkan suatu keputusan yang buruk. Dalam dunia medis, ketidakpastian mungkin menghalangi pemeriksaan yang terbaik untuk para pasien dan berperan untuk suatu terapi yang keliru. Dalam bisnis, ketidakpastian dapat berarti kerugian keuangan.
9.    INFERENSI DALAM LOGIKA ORDER PERTAMA

    9.1. Mengubah inferensi order pertama menjadi inferensi proposisi

        Inferensi pada logika proposisi dapat dilakukan dengan menggunakan resolusi. Resolusi adalah suatu aturan untuk melakukan inferensi yang dapat berjalan secara efisien dalam suatu bentuk khusus yang disebut  Conjunctive Normal Form (CNF).
            • CNF ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
                – Setiap kalimat merupakan disjungsi literal
                – Semua kalimat terkonjungsi secara implisit
            • Dua atau lebih proposisi dapat digabungkan dengan menggunakan operator logika :
                a. Negasi        :  Ø (NOT)
                b. Konjungsi   :  Ù(AND)
                c. Disjungsi     :  Ú (OR)
                d. Implikasi     : ® (IF-THEN)
                e. Ekuivalen     :  Û
            • Operator NOT  : Digunakan untuk memberikan nilai negasi (lawan) dari pernyataan yang telah ada.
            • Langkah-langkah mengubah kalimat ke dalam bentuk CNF, sebagai berikut :
                > hilangkan implikasi dan ekuivalensi :
                    mis.  X ® Y menjadi  ØX Ú Y (hukum implikasi)
                          X Û Y menjadi (X=>Y) Ù (Y=>X) (hukum bi-implikasi)
                                                   (ØX Ú Y)Ù(ØY Ú X) (hukum implikasi)
                > kurangi lingkup semua negasi menjadi satu negasi saja
                    mis. Ø(Ø X) menjadi X (hukum negasi ganda)
                         Ø(X Ú Y) menjadi (ØX Ù ØY) (hukum de’Morgan)
                         Ø(X Ù Y) menjadi (ØX Ú ØY) (hukum de’Morgan)
                > gunakan aturan assosiatif dan distributif untuk mengkonversi menjadi conjunction of    disjunction
                    mis.  Assosiatif : (A Ú B) Ú C = A Ú (B Ú C)
                            Distributif : (A Ù B) Ú C = (A Ú C) Ù (B Ú C)